Minggu, 18 November 2018

cara penggunaan cylinder bore gauge


TUGAS TENTANG ALAT DAN PENGUKURAN TEKNIK
(CYLINDER BORE GAUGE)
   








Disusun oleh        :

Izhaar Akhmad_18504244002




PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK UNY





Cara menggunakan cylinder bore gauge
Cylinder bore gauge adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur diameter cylinder secara teliti,dan hasil ukurnya digunakan untuk menyimpulkan keovalan atau ketirusan pada cylinder dengan ketelitian 0,01 mm.



Fungsi dari masing masing komponen:
1.      Dial Gauge                  : bagian ini digunakan untuk melihat hasil pengukuran
2.      Dial Securing Position: bagian ini digunakan untuk mengunci atau mengikat dial gauge
3.      Grip                             : bagian ini berfungsi untuk pegangan
4.      Replacement rod         : bagian ini  yang akan menyentuh dinding silinder yang akan fiukur dan panjang rodnya bisa diganti dengan berbagai ukuran rod sesuai benda yang diukur.
5.      Replacement washer   : bagian ini berupa ring yang memiliki ketebalan tertentu fungsinya yaitu untuk menambah panjang dari replacement rod.
6.      Meansuring point        : bagian ini adalah ttik point pengukuran dimana akan menggerakkan dial apabila tertekan.


Prosedur penggunaan
1.      Dial gauge harus dimasukkan pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus dengan meansuring point.spindle dimssukkan kedalam batangnya.
2.      Periksa jarum dari dial bergerak bila meansuring point ditekan.
3.      Pilihla replacemen rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan benda yang diukur.
Cara pemilihan replacement rod dan washer :
Ukur dulu diameter benda kerja menggunakan jangka sorong,selanjutnya lihat hasilnya:
Contoh :
1.      Bila hasil pengukuran  : 51,30 mm
Replacement rod         : 50 mm
Replacement washer   : 2 mm
2.      Bila hasil pengukuran : 52,70 mm
Replacement rod         : 50 mm
Replacement washer   : 3 mm

Cara pengukuran
1.      Ukur diameter cylinder dengan jangka sorong ( ini yang menjadi ukuran kasar sebagai penentu untuk memilih replacement rod dan washer),dan pasang replacement rod dan washer yang telah disesuaikan dengan benda yang akan diukur.
2.      Set ukuran micrometer sesuai dengan hasil pengukuran diatas,dan tempatkan ujung replacement rod dan meansuring point ke mikrometer dan atur jarum penunjuk dial gauge pada aangka nol (0)


3.      Setelah itu masukkan cylinder bore gauge kedalam cylinder yang akan diukur,dan gerakkan cyilinder gauge untuk menentukan mana yang paling tegak lurus,maka putaran dari dial tersebut yang paling jauh.




a)      Bila perputaran jarum dial berlawanan arah jarum jam
Maka hasilnya (ukuran pembacaan micrometer) + (hasil baca dial bore gauge)
Contoh : ukuran baca mikrometernya             : 54,00 mm
Pembacaan dial nya                                        : 0,06 mm
Hasil akhirnya adalah                                      : 54,00 + 0,06 mm = 54,06 mm
b)      Apabila perputaran jarum dialnya searah jarum jam
Maka pembacaanya ( hasil ukur mikro dikurangi dengan hasil dialnya)
Caranya sama seperti yang diatas.hanya perbedaanya tambah sama kurang saja.
c)      Untuk pengukuran keovalan dan ketirusan pada silinder:


1.      Untuk keovalan dan ketirusan
a.       Pada gambar diatas sumbu kita beri nama 1 dan 2
b.      Untuk bagian TOP,CENTER dan DEEP kita kasih nama A,B,C.
c.       Lakukan pengukuran pada masing masing sumbu silinder,seperti yang ada diatas meliputi sumbu 1 dan 2 dan juga 3 bagian dari silinder (A,B,C)
d.      Contohnya kita mengambil 2 bagian yaitu A dan B,apabila kita memperoleh hasil pada bagian A.1 = 65,40 mm dan pada A.2 = 65,36 mm dan dibagian B silinnder B.1 = 65,35 mm dan B.2 = 65,32 mm
e.       Maka hasil yang diperoleh adalah (Top (A) 1 – 2 dan (B) 1 – 2 )
A   = 65,40 - 65,36           = 0,04 mm
B   = 65,35 – 65,32          = 0,03 mm
Jadi untuk keovalan itu adalah kelonjongan suatu benda jadi kelonjongan atau keovalan pada titik A yaitu 0,04 mm dan pada titik B adalah 0,03 mm.

f.       Dan untuk ketirusan adalah selisih antara diameter atas dan bawah pada sebuah silinder A dan B maupun A dan C atau B dan C.
g.      Jadi dari hasil contoh di atas untuk ketirusannya adalah 0,04 mm – 0,03 mm = 0,01 mm jadi ketirusannya adalah 0,01.
















Rabu, 05 September 2018


Referensi  buku sistem pengapian mobil

Resensi buku

Judul; sistem pengapian mobil

Pengarang;Drs. Daryanto

Penerbit: PT Bumi Aksara

Tahun terbit 2004

Kota : jakarta

Halaman:68 hlm

ISBN: 979-526-539-3



Profil penulis

Drs daryanto lahir di surakarta pada tanggal 9 juni 1955.dan ia tinggal di jl teluk banyu biru no 16 a,arjosari,malang.pendidikan terakhirnya adalah S1,jabatan ia sekarang widyaiswara madya di instansi PPPPTK bidang otomotif dan elektronika di kabupaten malang jawa timur.

Sinopsis buku

dimasa sekarang ini kita tidak dapat dipisahkan dengan kemdaraan bermotor ,maka dari itu didalam buku ini membahas tentang salah satu sistem yang ada di kendaraan bermotor atau disini lebih spesifik membahas tentang pengapian mobil dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dibidang otomotif.

Buku ini ditujukan kepada para pekerja atau karyawan disuatu instansi,mahasiswa,dan siswa serta staf pengajar dibidang teknik otomotif serta masyarakat umum yang berminat akan bidang teknologi.

Didalam buku ini membahas 7 bab yaitu:

1.       Pengapian koil konvensional

2.       Sistem pengapian konvensional

3.       Sistem pengapian semikonduktor

4.       Perbandingan sistem pengapian

5.       Pengaruh iklim

6.       Instalasi dan pemeliharaan

7.       Pemeriksaan dan pengujian.
jadi intinya adalah buku ini merupakan salah satu bagian penting dalam proses induksi pada dunia otomotif.pada mesin motor,pengapian tampk jelas dengan adanya percikan pada elektroda busi yang menjadikan koil sebagai sumber pembangkit tegangan.pecikan bunga api kemudian membakar campuran udara dan bahan bakar minyak bensin didalam silinder untuk mengawali pengapian.pada akhirnya pengapian tsb menjadi langkah terakhir dari serangkaian proses induksi yang terjadi dalam waktu singkat secara sangat cepat untuk menimbulkan tenaga gerak.
buku ini membahas secara tuntas dan membahas lebih jauh tentang sistem pengapian mobil yang meliputi materi materi yang tertulis diatas,dengan bahasa yang mendalam dan tidak berbelit belit,dan gambar yang lengkap diharap dapat membantu mahasiswa belajar lebih mudah lagi



Kelebihan buku

Buku ini memiliki kelebihan bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca.buku ini juga dilengkapi dengan gambar gambar dalam setiap materinya yang membuat para pembaca dapat memahami sistem atau alur alur kerja sistem dengan baik.

Kekurangan buku

Meskipun gambar gambar yang ada dibuku ini sudah bagus dan dilengkapi keterangan keterangan,tapi  masih ada juga beberapa gambar spt gambar kurva yang menurut saya penjelasannya kurang lengkap,saya sedikit kesulitan dalam memahami kurva kurva tsb,dan agar mempermudah harusnya gambar yang ada pada buku tsb harus dibuat berwarna karena ini kan membahas tentang pengapian pasti ada arus,ada kemagnitan dan sebagainya,seharusnya gambar gambar dibuat berwarna agar lebih mudah dipahami..
maaf kalau salah masih belajar :v

Sumber

:http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=8010&keywords=sistem+pengapian+mobil

mengenal jenis jenis rangka pada sepeda motor

mengenal jenis jenis rangka sepeda motor

1. URAIAN MATERI

RANGKA & SISTEM KEMUDI SEPEDA MOTOR
Rangka (Frame Body)
Rangka atau yang umum disebut sebagai framebody atau chasis
merupakan tulang punggung kendaraan, yang berfungsi :

1) Sebagai penopang mesin,
2) Menyatukan/merangkai mesin, sistem suspensi dan sistem
kelistrikan menjadi satu kesatuan sepeda motor yang dapat
berjalan, dan
3) Penyangga penumpang/beban.
Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, rangka harus memenuhi
beberapa persyaratan, diantaranya :

1) Kuat, kokoh; sehingga mampu menopang mesin beserta
kelengkapan kendaraan lainnya, menyangga penumpang maupun
beban tanpa mengalami kerusakan/perubahan bentuk. 
2) Ringan, sehingga tidak terlalu membebani mesin (meningkatkan
efektivitas tenaga yang dihasilkan mesin).
3) Mempunyai nilai kelenturan/fleksibilitas, yang berfungsi untuk
meredam getaran/goncangan berlebihan yang diakibatkan tenaga
yang dihasilkan mesin maupun akibat kondisi jalan yang buruk.
Beberapa konstruksi (profil) bahan yang digunakan pada rangka sepeda
motor adalah sebagai berikut :

1) Pressed Steel & Tubular
Rangka terbentuk dari kombinasi bahan pelat baja yang dipress
(lempengan), ditambahkan dengan bahan bentuk pipa. Pada
umumnya jenis ini mempunyai bentuk yang disebut “T-bone”
(bentuk “Tulang-T”) dengan pola berlian. (Contoh : Honda CB100,
GL100/125, GL Max/Pro)



Gambar 1. Rangka Pelat Baja & Pipa (Pressed Steel & Tubular)
2) Pressed Steel
Rangka terbentuk dari bahan pelat baja yang seluruhnya dipress
(lempengan). Pada umumnya jenis ini mempunyai bentuk yang
disebut “Backbone” (bentuk “tulang punggung”). (Contoh : Honda
C70/90, S90, C700/800, Astrea Star).





Gambar 2. Rangka Pelat Baja (Pressed Steel
3) Tubular
Rangka yang seluruhnya terbentuk dari bahan pipa. Umumnya jenis
ini mempunyai bentuk yang disebut “Double Cradle” dan “Semi
Double Cradle”. (Contoh : Honda Win).






Gambar 3. Rangka Pipa (Tubular

Rancangan suatu rangka dibuat berdasarkan beberapa pertimbangan,
yaitu : disesuaikan dengan besar (CC) mesin yang akan dipasangkan,
penggunaan sepeda motor tersebut, ataupun dirancang agar mudah
dalam perawatannya dan ekonomis.
Bahan yang dipakai untuk pembuatan rangka juga dipilih sesuai dengan
pertimbangan yang sama. Misalnya rangka dengan bahan alumunium
diperuntukkan bagi sepeda motor jenis sport yang exclusive, sepeda
motor untuk penggunaan di jalananan umum, dan sepeda motor
dengan kapasitas mesin CC sedang dan besar.
Pada umumnya beberapa jenis rangka menggunakan bahan besi dan
sebagian lain menggunakan bahan alumunium campur. Bahan pipa dan
pressed steel sangat mudah dibentuk melalui proses casting dan forging
dalam pembuatan rangka. Bahan alumunium campur lebih ringan
daripada besi dalam kondisi yang sama, akan tetapi bahan alumunium
harus cukup besar dalam pembuatannya dan biaya produksinya mahal.
Dalam awal pembuatan rangka sepeda motor, profil bahan yang banyak
dipakai adalah pipa bulat. Untuk model sepeda motor berikutnya
dengan mesin di atas 305 CC, jenis rangkanya dibuat dari bahan
pressed steel. Belakangan ini, produksi motor hampir sebagian besar
enggunakan jenis rangka dari bahan pipa bulat dari berbagai jenis
ukuran dan ketebalan. Ada juga beberapa yang menggunakan jenis
rangka dari bahan pipa segi empat.
Bahan alumunium sangat umum digunakan pada jenis rangka empat
persegi panjang, meskipun ada beberapa juga yang segi empat.
Kemampuan menahan tekanan yang tinggi dari bahan alumunium
empat persegi panjang, sangat memenuhi untuk suatu kebutuhan
rancangan pembuatan rangka yang terpadu.
Rangka dari bahan paduan alumunium dan besi merupakan bagian
yang kuat dan terpadu untuk bahan rangka dari pipa atau untuk pivot
dan bahan untuk penghubung. Bahan pipa bulat, juga mempunyai
kekuatan yang sama, sedangkan pipa sesi empat dan pipa empat
persegi panjang mempunyai perbedaan kekuatan yang khusus pada
bagian-bagian yang berbeda. Ketika kekuatan maksimum diperlukan
pada arah vertikal, maka kekuatan pada arah horisontal tidak begitu
penting, karena pipa segi empat panjang dengan kekuatannya dapat
mengatasi hal tersebut.
Terkadang diperlukan jenis rangka yang ringan, hal ini dapat dilakukan
dengan mengubah kombinasi dari bahan pipa tersebut. Dinding yang
tipis dari pipa alumunium empat persegi panjang dapat diperkuat
dengan menambahkan rib pada bagian dalam pipa. Beberapa model
menggunakan beberapa modifikasi dari bahan pipa alumunium empat
persegi panjang ini antara lain : 
Pentagonal Extrude Alumunium Tubing
dan Hexagonal Extrude Alumunium Tubing, berikut pemasangan rib
pada bagian dalamnya dengan tujuan untuk memperbaiki kekuatan
bagian rangka, serta dalam hal perbandingan beratnya, dalam beberapa
hal tertentu akan meningkatkan kekuatan, disamping itu menjadikan
rangka lebih terpadu serta posisi pengendaraan yang lebih leluasa.


Gambar 4. Profil Rangka Pipa & Alumunium
Rangka juga berfungsi menyerap bunyi dan getaran yang ditimbulkan
oleh mesin dan permukaan jalan yang tidak rata. Oleh sebab itu posisi
penempatan mesin terhadap rangka merupakan hal yang sangat
penting, agar dapat mengatasi timbulnya suara dan getaran pada saat
pengendaraan, dan juga menghindari terjadinya keretakan awal pada
bagian-bagian struktur rangka.
Jenis-jenis konstruksi rangka yang lazim digunakan pada sepeda motor
adalah sebagai berikut :
1) Back Bone Type Frame
Jenis rangka ini dibuat dari gabungan antara pipa dan pressed steel.
Rancangan dasar pembuatan jenis rangka ini diutamakan untuk
penggunaan pada jenis cub serta jenis-jenis scooter.




Gambar 5. Backbone Type Frame
2) Diamond Type Frame
Bagian bawah dari pipa (Down Tube) tidak dihubungkan dengan
bagian rangka yang lain, bentuk mesin menentukan bagian akhir
dari struktur rangka. Sistem pengikatan pesin pada rangka akan
menambah kekuatan dari struktur rangka ini. 
Jenis rangka Diamond dipakai pada jenis sepeda motor tipe sport.
Disamping bentuknya sangat sederhana, juga ringan dan mudah
dalam perawatan.




Gambar 6. Diamond Type Frame
3) Single Cradle Frame
Jenis rangka single cradle memiliki satu buah pipa di bawah (Down
Tube) dan satu buah pipa utama (Main Pipe) pada bagian depan
mesin. Secara struktur, bagian-bagian dari rangka ini mengurung
posisi dudukan mesin.
Penggunaan utama jenis rangka ini adalah jenis sepeda motor off
road dan jenis on road tipe sport dengan CC sedang. Single Cradle
Frame disamping mempunyai kekuatan yang prima, juga mudah
dalam perawatan.




Gambar 7. Single Cradle Frame
4) Double Cradle Frame
Jenis Double Cradle Frame hampir mirip dengan Single Cradle
Frame, hanya pada jenis ini memiliki dua buah pipa bawah (Down
Tube). Hal ini akan menghasilkan kekuatan sistem rangka. Bagianbagian

down tube dapat dilepas pada saat pemasangan dan
melepas mesin. 
Jenis rangka ini dipakai pada sepeda motor jenis on road dengbesar.


Gambar 8. Double Cradle Frame
 Alumunium Frame
Rangka jenis alumunium mempunyai bobot yang ringan darangka dari besi. Penggunaan pipa segi empat dan empat ppanjang pada jenis rangka ini akan menjadikan rangka ini sekuat dan tahan terhadap tekanan.
Bagian-bagian rangka (Sub Frame) dapat dilepas memudahkan perawatan. Jenis ini dipakai pada sepeda motosport on road.




Gambar 9. Alumunium Frame
TERIMA KASIH....
resensi :Modul Teknologi Sepeda Motor Fakultas Teknik UNY
(OTO225-04)- Chasis.pdf"

cara penggunaan cylinder bore gauge

TUGAS TENTANG ALAT DAN PENGUKURAN TEKNIK (CYLINDER BORE GAUGE)     Disusun oleh         :...