TUGAS TENTANG ALAT DAN
PENGUKURAN TEKNIK
(CYLINDER BORE GAUGE)
Disusun
oleh :
Izhaar
Akhmad_18504244002
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK UNY
Cara menggunakan cylinder
bore gauge
Cylinder bore gauge adalah salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur diameter cylinder secara teliti,dan hasil ukurnya digunakan
untuk menyimpulkan keovalan atau ketirusan pada cylinder dengan ketelitian 0,01
mm.
Fungsi dari masing masing komponen:
1. Dial Gauge :
bagian ini digunakan untuk melihat hasil pengukuran
2. Dial Securing Position:
bagian ini digunakan untuk mengunci atau mengikat dial gauge
3. Grip : bagian ini berfungsi untuk pegangan
4. Replacement rod : bagian ini yang akan menyentuh dinding silinder yang
akan fiukur dan panjang rodnya bisa diganti dengan berbagai ukuran rod sesuai
benda yang diukur.
5. Replacement washer : bagian ini berupa ring yang memiliki
ketebalan tertentu fungsinya yaitu untuk menambah panjang dari replacement rod.
6. Meansuring point : bagian ini adalah ttik point pengukuran
dimana akan menggerakkan dial apabila tertekan.
Prosedur penggunaan
1. Dial gauge harus dimasukkan
pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus dengan meansuring
point.spindle dimssukkan kedalam batangnya.
2. Periksa jarum dari dial
bergerak bila meansuring point ditekan.
3. Pilihla replacemen rod dan
washer yang ukurannya sesuai dengan benda yang diukur.
Cara pemilihan replacement rod dan washer :
Ukur dulu diameter benda kerja menggunakan jangka
sorong,selanjutnya lihat hasilnya:
Contoh :
1. Bila hasil pengukuran : 51,30 mm
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
2. Bila hasil pengukuran :
52,70 mm
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 3 mm
Cara pengukuran
1. Ukur diameter cylinder
dengan jangka sorong ( ini yang menjadi ukuran kasar sebagai penentu untuk
memilih replacement rod dan washer),dan pasang replacement rod dan washer yang
telah disesuaikan dengan benda yang akan diukur.
2. Set ukuran micrometer sesuai
dengan hasil pengukuran diatas,dan tempatkan ujung replacement rod dan meansuring
point ke mikrometer dan atur jarum penunjuk dial gauge pada aangka nol (0)
3. Setelah itu masukkan
cylinder bore gauge kedalam cylinder yang akan diukur,dan gerakkan cyilinder
gauge untuk menentukan mana yang paling tegak lurus,maka putaran dari dial
tersebut yang paling jauh.
a) Bila perputaran jarum dial
berlawanan arah jarum jam
Maka hasilnya (ukuran pembacaan micrometer) + (hasil baca dial bore
gauge)
Contoh : ukuran baca mikrometernya :
54,00 mm
Pembacaan dial nya :
0,06 mm
Hasil akhirnya adalah :
54,00 + 0,06 mm = 54,06 mm
b) Apabila perputaran jarum
dialnya searah jarum jam
Maka pembacaanya ( hasil ukur mikro dikurangi dengan hasil dialnya)
Caranya sama seperti yang diatas.hanya perbedaanya tambah sama kurang
saja.
c)
Untuk pengukuran keovalan dan ketirusan pada
silinder:
1.
Untuk keovalan dan ketirusan
a.
Pada gambar diatas sumbu kita beri nama 1 dan 2
b.
Untuk bagian TOP,CENTER dan DEEP kita kasih nama
A,B,C.
c.
Lakukan pengukuran pada masing masing sumbu
silinder,seperti yang ada diatas meliputi sumbu 1 dan 2 dan juga 3 bagian dari
silinder (A,B,C)
d.
Contohnya kita mengambil 2 bagian yaitu A dan
B,apabila kita memperoleh hasil pada bagian A.1 = 65,40 mm dan pada A.2 = 65,36
mm dan dibagian B silinnder B.1 = 65,35 mm dan B.2 = 65,32 mm
e.
Maka hasil yang diperoleh adalah (Top (A) 1 – 2
dan (B) 1 – 2 )
A = 65,40
- 65,36 = 0,04 mm
B = 65,35
– 65,32 = 0,03 mm
Jadi untuk keovalan itu adalah kelonjongan suatu
benda jadi kelonjongan atau keovalan pada titik A yaitu 0,04 mm dan pada titik
B adalah 0,03 mm.
f.
Dan untuk ketirusan adalah selisih antara
diameter atas dan bawah pada sebuah silinder A dan B maupun A dan C atau B dan
C.
g.
Jadi dari hasil contoh di atas untuk ketirusannya
adalah 0,04 mm – 0,03 mm = 0,01 mm jadi ketirusannya adalah 0,01.